Tuesday, August 29, 2006


Hide's August [ 1 ]


Waktu menunjukkan pukul 01:01 pm.
Ini adalah cerita gue sepanjang bulan agustus 2006. mungkin nggak semenarik cerita-cerita lain, yang lebih berisi dan lebih bagus. cerita ini merupakan pembeberan seadanya. seperti keadaan sekitar gue saat mengetik cerita ini di kompi. dengan iringan lagu DEWA 19 yang jadul berjudul Separuh Nafas. lagu ini emang gue banget.... gue puter dengan speaker GENIUS poenya, hihi. di dekat kompi ada gelas anlene, tapi isinya fanta dingin, baru nuang dari botol yang udah didinginkan di lemari es. ada buah salak juga ni, baru ngambil dari meja, tapi masih utuh, kulitnya belum gue kelupas, belum gue sentuh, masih suci tink tink,,, sekarang gue mau mengambil memori gue di dalam kepala untuk gue tumpahin di diary ini. ya......anggep aja ini diary.


senin, 7 agt 06

ada jadwal pre-test di EF, tempat kursus mem-british-kan diri, jam 04:30 pm. tapi karena liburan kali ini gue isi dengan sp, jadinya hari ini gue kudu ikut kuliah di kampus dulu jam 10:00 wib. jadwalnya seh jam segitu, tapi di awal pertemuan, sang dosen udah meminta ijin ke mahasiswanya, agar kelas dimulai jam 10:30 am. alasan sang dosen, yang terkenal dengan topi yang selalu dipakainya saat berada di dalam kelas ini, adalah karena jadwal memberi kuliah sebelumnya baru bubar jam 10:00. jadi bapaknya minta toleransi istirahat + minum selama +_'30 menit. gitu chuy,,, oleh karena ituuuuuuuuuuuuuuu, perjalanan ke kampus yang gue tempuh dengan vega hijau mencapai twenty one (21) minutes ini, gue mulai jam 10. maksudnya gue berangkat dari rumah jam 10. sampe kampus kira-kira masih ada sisa waktu 1 - 10 menit, tergantung kecepatan sepeda motor yang gue mainkan. palingan gue make gaya 40 doank, maksudnya kecepatannya 40 km/jam. aman kan,,,

ceritanya, kelas udah bubar ni. energi gue lumayan terkuras, setelah hampir 2 jam gue ngikut kelas barusan. incredible! kepala serasa remuk redam. isi kuliahnya tu mendalami rangkaian digital. gue ngambil Teknik Informatika. perlu perjuangan keras dech ama yang namanya mendalami rangkaian digital, yang isinya bilangan biner, logika-logika, tegangan tinggi, tegangan rendah yang semuanya bikin gue ikut tegang turun naik 8-)' gue langsung menuju parkiran untuk ngambil vega tercantik gue warna hijau. dan selanjutnya pulang! sampe rumah nyari pendingin. bukan pendingin ruangan (nothing), tapi pendingin suasana, semisal air es ato softdrink lah, yang cheap-cheap aja. gue nyoba meneguk air dari botol vitazone, segar,,,,,,,,,,,,,,,,refresh and then take a rest.

afternoon came. sore pun tiba. gue nyelesaiin urusan ama Tuhan dulu. sholat ashar. ini wajib jib jib,,,buat orang Islam! selesai sholat, karena perut belum diisi dan udah terasa keroncongan, gue keluar buat nyari mie kk. entah dari mana kata "kk" itu diambil, yang jelas gue ngenal mie kk ini belum lama-lama amat. setelah nanya ama penjualnya ternyata mie kk ini adalah mie ayam dengan kelebihan berupa rasa yang lebih hm...delicious dan isinya yang lebih complete, ada telur puyuh + pangsit. lezat dech pokoknya. inget jadwal, hari ini ada pre-test di EF, gue menyegerakan diri untuk mandi, siap-siap ke EF. dengan hasil pemanjaan diri di kamar mandi yang sedapatnya, nggak begitu wangi, gue make casual wear plus celana panjang dan nyangklong tas, lalu terbang.

tentor, dengan berat badan lebih tapi cukup supel ramah menyapa siapa saja dan akrab dipanggil luti ini, telah memasuki kelas dengan sapaan "how is life?". ini berarti kelas sudah dimulai dan kami menjawab "fine" bersamaan. luti memberi sambutan sebelum pre-test dimulai. ternyata luti punya ide sendiri. luti membagi kami menjadi 3 kelompok. sehingga tiap kelompok berisi 2 hidung.


Cerita ini kutulis sambung pada hari Senin, 280806. Kemarin sempat terhenti karena lelah dan ngantuk berat. dan beberapa hari ini aku asyik membaca novel. kita lanjutkan cerita di atas.


pembentukan 3 kelompok tersebut ditentukan sendiri oleh kami. luti menyuruh rani, yang duduk paling selatan, untuk memilih 1 hidung sebagai pendampingnya. rani, bocah laki-laki yang belum aku kenal seluk-beluknya itu, memilih dila, gadis anggun berjilbab, yang memang sudah terlihat amat akrab dengannya dan tengah duduk di sampingnya. kini giliran riska, yang duduk di samping dila. kelihatan sekali kalau riska kebingungan harus memilih hidung mana untuk dijadikan teman timnya. ini dikarenakan riska jarang dan sangat jarang masuk kelas. ngomong-ngomong soal kebiasaannya absen, riska ini setiap hadir di tengah-tengah kami, selalu punya alasan atas ketidakhadirannya. biar lah, itu urusan dia. luti pun menanyakan, "riska, pilih satu di antara sani, retta, atau, hide?". mungkin karena belum mengenal nama-nama kami, perlu sedikit waktu bagi riska untuk menentukan pilihannya. "sebenernya seh, tidak perlu mikir panjang, orang di antara bertiga itu kan gue doank yang cowok, pilih gue donk!", desirku dalam hati. "hide", begitu riska menetapkan pilihannya. akhirnya........gue juga yang dipilih. hm........antara pd dan grogi ni. duh, kenapa juga perasaan grogi menyerbu gue. paras riska memang cukup menjadi alasan atas kegrogian gue saat itu. tapi kalo harus jujur, gue emang rada aneh, sering banget grogi kalo berdekatan ama makhluk yang bernama perempuan. kalo berjauhan, hahaha, pd-nya minta ampun. tergolong over pd kali'. luti pun mempersilahkan diriku untuk beranjak ke kursi di samping riska. kami menjadi kelompok ke dua dan otomatis sani dan retta, duo ratu belia ini, masuk ke kelompok ke tiga. seperti lomba cerdas cermat. pertanyaan pun satu per satu dilontarkan luti. gue, secara kebetulan, menguasai jalannya pre-test tersebut. sejak awal gue udah menampakkan akses cepat otak kiri gue. sesekali gue melihat ke samping, ke arah riska, untuk menyalurkan semangat gue dan memberi sedikit senyuman. pada babak terakhir, yaitu babak rebutan, secara kebetulan juga, akses memori gue semakin cepat. terus dan terus gue menjawab pertanyaan berbahasa Inggris itu dan benar-benar jawaban yang tepat. nice, itu lah kata yang selalu dikirimkan luti buat gue di akhir jawaban tepat yang gue berikan. pertanyaan habis. si dila, salah satu peserta yang cukup gemes melihat kecepatan gue menjawab, karena sebenernya dila juga ingin menjawab, hanya saja kalah cepat, manyun semanyun-manyunnya. "ih...cepet banget seh.....", begitu lah keluhan dila di akhir acara. luti masih menghitung skor, yang apabila pertanyaan dijawab dengan benar maka nilai 100 diperoleh dan jika salah langsung minus ( - ) 10. saatnya pengumuman. juara 3 diraih oleh sani & retta. disambut dengan tepuk tangan. juara 2 diraih oleh dila & rani. luti sempet mengutarakan keheranannya, "kenapa ni yang pintar-pintar di kelas malah kalah?". ya. dila sejak awal dimulainya kursus ini memang sudah terlihat kepintarannya dalam mengerjakan latihan-latihan. tak berbeda dengan dila, rani yang akrab dengan dila ini, saat di dalam kelas juga terlihat menonjol. “dan... juara 1nya adalah........... THE FASTER, hore,,,,, hide & riska”. ya. luti memberikan julukan the faster buat gue. dan menambahkan julukan buat gue, "you're my favorite student :) ". gue membalas dengan senyuman lebar kepada luti. kepada teman tim gue, gue memutar badan 50 derajat menghadap riska, dan mengangkat telapak tangan, diikuti dengan gerakan yang sama oleh riska, kami berhadapan dan melakukan ritual "tozzzz" dengan menggunakan telapak tangan. langsung diakhiri riska dengan kata "yes !". gue melihat riska nampak bahagia. jujur aja, gue juga happy, bo'. suasana kelas yang sempat berisik pun akhirnya normal kembali. luti menyudahi pertemuan, yang digunakan untuk pre-test itu, dengan kata penutup "see you and bye". kelas bubar dan kami berhamburan keluar. ada lagi kejadian yang gue alami. saat keluar kelas, gue nongkrong sejenak di ruang depan. peserta yang sekelas tadi juga nongkrong. datang si dila tiba-tiba, dan percakapan pun terjadi.

dila : "kamu asli mana seh?"
hide : "hei, ada apa, dil? kok nanya asal?"
dila : "enggak. nanya aja, kok logatnya kayak bukan orang jawa. dari mana seh?"
hide : "mmmm, iya. aku bukan orang jawa."
dila : "iya, kelihatan banget logat kamu bukan orang jawa. dari mana?"
hide : "ada dech..."

gue iseng banget dech saat itu, nggak mau jawab. ja'im kali ya. hihi... :D=
dila : "ya udah, aku tebak. dari mataram ya? nusa tenggara barat? atau nusa tenggara timur?"
hide : "hah! bukan!"
dila : "mmmm, sulawesi?"
hide : "bukan. udah ah!"
dila : "iya, makanya, biar udahan, jawab dulu. dari mana? kalimantan ya, sama kayak aku?"
hide : "bukan"
dila : "sumatra pasti.."

“gue males ni, lagi nggak mood buat kenalan”, batinku.
hide : "udah ah. nggak nggak. udah"
dila : "o...berarti bener tadi ya, mataram, lombok? atau...jakarta ya? iya ni.."

dila nampaknya maksa banget, namun tetap saja, gue masih angkuh. nggak mood buat ngobrol.
hide : "ye, bukan… bukan jakarta!"
dila : "kalimantan bukan, sumatra bukan, jakarta bukan, semua bukan! asli mana seh?"

karena bener-bener nggak mood, akhirnya percakapan itu tidak menghasilkan apa-apa. setelah dila memaksa-maksa, si hide hanya memberi komentar,
hide : "entar juga tau sendiri"

aneh banget ya gue. diajak kenalan kok malah nggak mengenalkan diri. faktor nggak pd dekat ama cewek. apa iya, ini menjadi faktor keanehan percakapan tadi? hhh, tau ah.

gue masih di ruang depan EF. selama percakapan tadi, gue dan dila berdiri. sekarang gue duduk di atas kursi. retta menghampiri. kalo diingat-ingat, baru kali ini gue ngobrol ama anak EF. kayak percakapan dengan dila tadi yang tidak menghasilkan apa-apa. yang mungkin membuat dila marah dan nggak suka terhadap diriku. "lupakan saja, sudah berlalu. kalau bisa jangan diulangi lagi", pesan gue dalam hati. giliran retta, yang punya ketawa lain dari pada yang lain ini, mengajak ngobrol. retta yang berdiri di samping gue itu tengah asyik melihat-lihat bros atau semacam pin.

retta : "hi, mau beli nggak?"
hide : "beli apa, ret?"
retta : "ini, pin. bagus-bagus"
hide : "kamu jualan?"
retta : "bukan! sani yang jualan. aku mau beli."

tiba-tiba datang mbak penjaga EF.

mbak : "siapa ni yang jualan?"
retta : "si sani. tu orangnya."

sani mendekat.

sani : "ayo beli..beli.."
mbak : "berapa satunya?"
sani : "5000 rupiah."

kini kembali retta berbicara,

retta : "hi, ini bagus nggak?"
hide : "ini ni yang bagus" (sambil mengambil sebuah pin)
retta : "hi, pilihin satu donk yang bagus!"
hide : "iya. ini aja. bagus" (sambil menyerahkan pin yang diambil tadi)

gue memilih pin berwarna kuning keemasan dengan gambar yang cukup rame. kalo nggak salah inget tulisannya......lupa! hihi...

retta : "yang ini ya. iya, ini bagus."

retta menyetujui pilihan gue.

usai pembicaraan mengenai pin itu, gue balik. ngejar sholat maghrib. sampe rumah, gue meletakkan tas kemudian ganti baju. pakai sarung dan baju muslim koko. ambil wudlu dan sholat. kiranya gue kangen ama mushaf Alqur'an. gue ambil kitab suci gue dan menyuarakannya dengan indah sambil mencoba membenarkan qiro'ah dan tajwid yang masih sering ragu.


kamis,10 agt 06

hari ini gue ada jadwal ujian sp jam 13.00 wib. masih jam 10an. gue nyetel tv. rcti acaranya eko. di acara itu, ada sesi ulang tahun bareng selebritis. eko menyebutkan beberapa nama seleb yang ultah di minggu ini. ada marshanda dll, gue nggak hafal. tiba-tiba, gue inget sesuatu. oh ya! 10 agustus. it's daddy's birthday. untung banget dech, gue nonton acaranya eko. udah ngingetin gue ama ultah papa. gue langsung menghubungi papa dan mengucapkan selamat serta memberikan do'a secukupnya tapi penuh keikhlasan. barokallahu lahum. semoga Allah memberikan berkah kepada mereka (papa). menggunakan kata "mereka", karena yang didoakan lebih tua dari kita, sebagai bentuk penghormatan. gue juga mohon do'a kesuksesan karena siang nanti akan menghadapi ujian sp. gue mengamini semua do'a yang terdengar. saatnya berangkat ke kampus, berniat untuk ikut ujian. sesampainya di kampus, sambil berjalan, gue melihat jadwal dulu di note book kecil gue, untuk memastikan. gue langsung menuju ruang ujian yang sesuai dengan catatan di note book tadi. ya. ruang kelas yang gue tuju sudah pasti benar. karena di dalam kelas, gue menemukan sepotong bilangan biner. gue memberi julukan biner buat seseorang yang sama-sama mengambil mata kuliah ini. mata kuliah yang mempelajari rangkaian digital, isinya bilangan biner-bilangan biner. saking mendalaminya sampe kedalaman 10 km, biner pun jadi julukan buat dia. cewek dari wilayah timur Indonesia ini cukup enak diajak berteman. gue kenal dia di kelas mata kuliah ini. sekalinya ngobrol, nyambung. seneng rasanya dapet kenalan baru. jadi teringat kejadian di EF. “seharusnya gue nggak se-angkuh itu”, lirih gue. ujian pun dimulai. di tengah-tengah keseriusan mahasiswa mengerjakan soal, pak dosen yang mengampu mata kuliah ini masuk ke dalam ruangan. selama ujian berlangsung, pak dosen ini berkeliling. bukan untuk mengawasi tapi malah memeriksa. ya. aneh memang. ujian belum selesai, jawaban sudah diperiksa. pak dosen melihat satu per satu pekerjaan kami. terkadang memberi komentar, "nomer 3, digambar sesuai dengan permintaan dalam soal!". gue pun bergumam dalam hati, "busyet! dalam latihan di kelas kemarin cuma diajarin tegangan tinggi. gimana ni kalo tegangannya rendah? panahnya ke bawah kali' ya. Entar aja ah!". Sudah cukup panjang waktu yang terpakai untuk mengerjakan soal ini. sepertinya waktu sudah hampir habis. gue belum nyelesaiin semua soal. Soalnya bernomer 1 sampe 6, dengan rincian 1a, 1b, 2a dst, dst. dalam waktu yang tersisa, tidak lebih dari 2 menit, gue mengejar waktu, menghitung perkalian bilangan biner 20 digit!. luar biasa nikmatnya. lu lu bisa bayangin dech, yang ngerti perkalian biner. bayangin dech, kudu melakukan penjumlahan atas hasil perkalian yang sedang dihitung, dalam waktu kurang dari 2 menit. ato lu liat angka ini aja :

A = (219.1)(218.1)(217.0)(216.1)(215.1)(214.1)(213.1)(212.0)(211.0) (210.1)(29.0)(28.1)(27.1)(26.0)(25.1) (24.1)(23.0)(22.1)(21.0)(20.1)

coba hitung berapa A?

boleh lah ngitung-ngitung panjang kayak gitu. tapi yang gampang dikit dunk...... misalnya yang berpangkat 15 sampe yang berpangkat 19 itu dikalikan 0, jadinya kan kagak perlu ngitung panjang. ini belum begitu pusing. bayangin, kita udah ngitung sampe pangkat 19. tapi ternyata yang berpangkat 17 dikalikan 0 (nol), jadi tidak perlu dihitung. terus menuju ke pangkat 16. karena terlalu panjang, jadi bingung, yang mana hasil perpangkatan 216? yang ini ato yang itu? ohhhhhhhhhhhhhh no, i'm be dizzy. puyenk, yenk, yenk,,,!

saat waktu habis, gue kumpulin hasil pekerjaan gue, yang baru aja menuntaskan soal penghitungan bilangan biner tadi. entah lah, bener ato salah, nggak ngerti! yang jelas usaha gue untuk menuntaskan penghitungan bilangan biner tadi benar-benar menguras tenaga dan pikiran. setelah mengumpulkan jawaban, sembari membereskan tempat duduk dan memasukkan kembali alat tulis dan kartu ujian ke dalam tas, gue nanya ke mbak-mbak yang lewat di samping gue, hendak keluar ruangan. sebenernya gue tau nama dia, tapi belum pernah kenalan. cuman denger dari temen doank. her name is umi. "mbak, yang hitung-hitungan nomer terakhir, berapa hasilnya?" dengan penuh antusias ingin mencocokkan hasil penghitungan yang membuat keringat bercucuran, dikejar waktu yang tak banyak, gue menanyakan soal tadi. mbaknya dengan muka nggak bergairah dan seolah ingin mengatakan bye atas ujian ini, menjawab, "ah, nggak tau, nggak ngerti". udah, gitu doank. ya udah. gue juga nggak ngerti. gue secepat kilat mengambil tas dan jaket, lalu kabur ke parkiran dan balik ke rumah. hari yang melelahkan.....


senin,14 agt 06

minggu ini masih minggu ujian. dan hari ini pun gue mesti ke kampus lagi. jadwal dalam note book kecil menunjukkan bahwa hari ini ada ujian, ujian terakhir buat gue. Algoritma & Pemrograman. di mana-mana, kalo ngambil kuliah di Teknik Informatika, mata kuliah ini adalah basicnya. atau biasa disebut oleh pak dosen, yang mengajarkan rangkaian digital, dengan istilah essential. pernah beberapa minggu yang lalu, masa-masa gue ikut sp, temen nanya, "ngambil ALGO baru ato ngulang?". pd aja lagi, gue jawab, "baru". di kampus gue, masa sp bukan cuma buat ngulang doank. mata kuliah yang belum pernah diambil pun boleh diajukan. begitu temen denger jawaban gue, dia nampak bingung, "loh...emang algo berapa? kan....". belum selesai ngomong, gue langsung memotong keheranan dia dan seketika itu juga gue ketawa, "hahahaha, ya iya lah. ngulang! orang algo cuma ada satu dan itu diajarkan di semester 1. ya nggak mungkin orang nggak ngulang algo di sp. karena semester 1 di kampus gue sistemnya paket-an, jadi mau nggak mau harus diambil di awal perkuliahan. sedang semester berikutnya baru boleh pilih-pilih sks, bebas! nah, kalo ada yang ikut mata kuliah semester 1 lagi, itu berarti.............ya ya. pinter kalian! ^.^ gue udah niatin untuk ikut mata kuliah ini lagi, sebab gue ngerti, apa bayangan orang kalo kita ditanya mengenai ALGO, kemudian nggak tahu dan memberi tahu kalo dulu algo dapet C atau lebih buruk dari itu. orang pasti akan berkomentar pahit dan kita kudu menelan itu. ini dikarenakan itu tadi, algo tu dasarnya bikin program. orang nggak tau algoritma kok bikin program. sama aja bo'ong! gue mau nyoba mengingat kembali ilmu dasar ini.

untuk membuat program menghitung luas segitiga, bagaimana caranya atau algoritmanya?
first, kita memasukkan besarnya alas segitiga. misal 45 cm.
second, kita memasukkan juga tinggi dari segitiga tersebut. misal 20 cm.
third, kita menghitung luas segitiga dengan rumus 1/2 * alas * tinggi.
fourth, mencetak hasil penghitungan (luas).

demikian contoh algoritma sederhana. jangan bingung buat yang nggak familiar ama program komputer! entar sampe rumah, jangan mikir algoritma atau nanyain orang apa itu algoritma, nggak perlu. entar sampe rumah, saran gue, langsung tidur aja! yuk kembali ke topik yuk...untuk masalah pemrogramannya, nggak serumit yang kita pikirkan. kita bisa memilih tool yang akan digunakan sesuai dengan keinginan dan juga kemampuan kita menguasai bahasa pemrograman. jika memilih bahasa C, atau lebih spesifik lagi, yaitu bahasa C++ builder yang tengah populer di tengah masyarakat, kita ambil beberapa komponen, seperti edit, label, dan button. untuk melakukan proses penghitungan rumus, pada button yang dinamai HITUNG, diisi dengan rumus luas segitiga. source code yang dituliskan ke dalam sebuah aplikasi dengan bahasa C harus benar-benar diteliti, karena bahasa C memiliki sifat case sensitive, yang membedakan antara huruf kecil dan huruf kapital. untuk pendefinisian variabel yang digunakan (pesan: buat yang nggak mudeng, langsung ke cerita hari selanjutnya aja, tapi sebenernya ngikutin tulisan ini juga asyik kok....... ), ya, untuk pendefinisian variabel digunakan tipe data yang sesuai. karena kita akan menghitung luas segitiga, yang sering menghasilkan bilangan desimal, maka dipilih tipe data float. untuk contoh case sensitivenya bahasa C, penulisan kata float harus dalam bentuk huruf kecil, karena tipe data ini sudah ada di pustaka dan didefinisikan sebagaimana adanya. jika tidak, maka kesalahan mutlak akan mewarnai program Anda. hu..... untuk masalah satuan, seperti sentimeter atau meter, cukup disesuaikan dengan permintaan.

gue udah di ruang ujian, lantai dua, lengkap dengan membawa buku-buku pusaka. gue bawa 2 buah buku. yang satu adalah buku algoritma dan pemrograman, yang lainnya adalah buku bahasa C. ujian kali ini open book bo'. pak dosennya emang terkenal baik dan enak dalam mengajar maupun memberi nilai. hm, suatu kebetulan gue ikut mata kuliah ini lagi dengan dosen yang baik hati. soal pun dibagikan. semua peserta ujian telah memegang lembar soal masing-masing. dengan jarak kursi yang cukup renggang satu sama lain, gue langsung fokus ngisi identitas diri di lembar jawaban yang baru gue terima. pengawas masih menyebarkan lembar jawaban berupa kertas folio, yang hanya ada di kampus gue, karena lembar jawaban tersebut sudah diberi korp nama kampus. pengawas juga tengah sibuk membagikan kertas buram buat corat-coret. gue baru aja selesai ngisi identitas diri. tiba-tiba dari belakang terdengar suara tajam seorang perempuan, "pak, ini soalnya salah!". spontan seluruh mahasiswa dalam kelas heran sambil membaca soal masing-masing. "ya bagaimana, mbak, yang salah mana, nomer berapa?", pak pengawas membalas suara perempuan tadi sambil mengambil soal yang tersisa di meja. "semuanya pak!", jawab mbak di belakang tadi. gue nyoba ngliat ke belakang. setelah melihat, gue baru tau siapa yang mengajukan pertanyaan tadi. her name is rani. nama yang sama dengan teman di EF. tapi beda. yang ini perempuan dan yang di sana laki-laki. sekarang memang banyak orangtua memberi nama tanpa mempedulikan keserasiaan sebuah nama, apakah cocok untuk cowok ato cewek. orangtua hanya memberi nama sesuai dengan do'a dan harapan mereka. rani. beberapa kali gue bertatap muka dengan dia. pernah sesekali mendekat dan menanyakan suatu hal yang umum, tapi kami belum pernah berkenalan. gue tau nama dia saat dia melihat nilai di komputer depan kampus. saat login, muncullah nama dia. gue cuma menyimpan nama dia tanpa pernah ngobrol seperti teman. gue pernah mendengar dia mengeluh dan mengeluarkan kata yang tidak asing bagi telinga gue, tapi mungkin asing bagi orang jawa. sepertinya rani ini berasal dari propinsi yang sama dengan gue. sayang....gue belum pernah menanyakan hal ini kepada dia. jadi gue nggak tau pasti. "loh....gimana maksudnya? ini kelas algo kan? teknik informatika kan?", tanya bapak pengawas itu balik, sambil meneliti soal. serentak kami menjawab, "iya pak........". dalam soal yang gue liat, semuanya sudah benar, soal ini adalah soal buat kelas gue dengan dosen yang sama. hanya saja isi soal itu memang tidak pernah dipelajari di kelas. salah soal. pegawainya ngantuk kali'. "kalo begitu tunggu sebentar, saya ke bagian pengajaran untuk menge-check!", seru bapak pengawas itu sambil berlalu meninggalkan ruangan. cukup lama kami menunggu datangnya kembali bapak pengawas tadi. "selamat siang! bagaimana, soalnya ada yang salah?", akhirnya pak dosen yang mengampu kami masuk kelas dan menanyakan kesalahan soal yang diberikan. pak dosen melihat soal milik seorang mahasiswa yang duduk paling depan, dekat pintu masuk. "oh, iya. ini salah soal. ini untuk mata kuliah lain. tunggu! soalnya baru diambil", pinta pak dosen sambil mengembalikan soal yang dipegangnya tadi. beberapa saat kemudian pak dosen keluar ruangan. suasana kelas menjadi ramai. di tengah keramaian itu seorang mahasiswa mengeluarkan celetukan, "ujian ditunda". dalam hati gue, gawat ni, gue udah mesen tiket meninggalkan jogja buat entar malam. kalo ujian ditunda sampe besok, wiuw........ apa yang harus gue lakuin? sudah 10 menit, soal belum juga datang. aduh....masa' ditunda seh, nggak beres ni kerja pegawai di bawah. gue pun ikut ngobrol dengan orang di pojok, yang dari tadi asyik ngobrol dengan teman belakang dan sampingnya. "soal yang dibagikan ini soal apa ya?", Tanya gue pada mereka. si pojok menjawab, "mata kuliah lain paling, yang diampu pak dosen yang sama". "bocor ni soal, bisa diberitahukan ke anak-anak", kata si samping. "iya ni, kayaknya ini soal untuk mata kuliah lain yang diampu bapak itu", sahut mbak hola, yang duduk pas di depan gue. kami membentuk 4 segiempat. waktu terus berlalu mengiringi obrolan anak-anak dalam kelas. tapi soal belum juga datang. kami dibuat cemas, resah, kecewa, marah, tapi kadang merasa lucu juga. ujian kok salah soal kayak gini. kembali, orang yang menyuarakan ujian ditunda tadi, menambah celetukannya, "pulang pulang, nggak jadi ujian,,,". lucu banget ngliat orang itu. mukanya polos, tapi celetukannya kayak orang slengek'an. ditambah lagi, setelah ngeluarin celetukan, dia ketawa. haha...lucu... jadi inget buku yang pernah gue baca. BELAJAR NAKAL. mungkin orang itu sedang belajar nakal, mengikuti zaman. hhhh....kalo gue, meskipun gue udah baca buku itu, tapi gue mau yang lempeng-lempeng aja, biar orang suka. kalo gue jadi nakal, mana ada orang yang suka ama gue nanti. ya nggak, friend!

setelah kurang lebih 30 menit kami menunggu, baru lah bapak pengawas tadi datang membawa soal baru. soal yang tadi sudah dibagikan, diminta untuk dikumpulkan kembali. kali ini baru benar. setelah gue amati dan gue baca, isi soalnya mirip seperti latihan yang sudah diberikan kemarin. seperti biasa, perlu sedikit memakai pikiran. jika pada mata kuliah yang mempelajari rangkaian digital diajarkan tegangan tinggi dan soal ujian menyuruh tegangan rendah, maka pada mata kuliah algoritma dan pemrograman ini diajarkan membuat program untuk mengurutkan bilangan dari 1 sampe 10, dan dalam soal ujian disuruh menuliskan kode program untuk mengurutkan bilangan dari 10 ke 1 (descending). cukup menguras tenaga dan pikiran, walaupun open book. bila tidak mempersiapkan diri mempelajari bahan ujian di hari-hari sebelumnya, begini lah jadinya. sebenernya nggak banyak yang harus dipikirkan, tergantung pemahaman algoritmanya. gue nggak menemukan solusinya, meskipun dicoba-coba. gue merasa udah kelelahan, gara-gara menunggu soal datang. gue memutuskan untuk menjawab soal sebisanya. gue bikin program untuk ascending. itu adalah soal nomer terakhir. hasil pekerjaan dikumpulkan. gue udah nggak nyaman di kelas. gerah. gue cabut, pulang...

belum sampai di parkiran, dhyka, temen gue yang akhir-akhir ini jarang kelihatan di kampus, karena cuti satu semester, berjalan ke arah yang berlawanan dengan gue. kami berpapasan, bersalaman, dan menyapa. hawa panas masih menyelimuti lingkungan kampus siang itu. gerah sekali dan sungguh tidak bersahabat. gue lirik kantin kampus, lebih tepatnya sebuah ruang yang ada gerobak baksonya. wow....gue dah nggak tahan. gue ajak dhyka, tentu saja dia mau. gue memesan bakso, sedang dhyka ingin menyendok kuah soto. minumnya sama-sama es jeruk. siang itu bukan gue doank yang merasakan gerah. terbukti dengan ramainya mahasiswa yang berada di dalam kantin dan memesan bakso. gue aja sampe ngantri buat duduk. full. satu per satu keluar. gue dan dhyka akhirnya dapet tempat duduk. lumayan. di dalam ruangan itu, semilir angin yang datang sungguh mendamaikan jiwa. sejuk. tenang. hidangan sudah tersaji di depan mata. perlahan kami menyantap makanan. sesekali memasukkan sendok berisi mie dan potongan bakso ke dalam mulut, dhyka bercerita. ceritanya cukup panjang dan lebar. tidak berhenti-henti. gue pikir, dhyka adalah calon legislatif partai besar nantinya. pembicaraan dhyka mengarah ke segala aspek. termasuk sosial dan kesehatan, meski hanya pembicaraan yang ringan-ringan saja. gue menangkap, seorang dhyka adalah seorang teman yang peduli dengan teman disampingnya. gue merasakan itu. gue merasa, gue membutuhkan dia untuk memberi semangat dalam hidup gue. pikirannya begitu positif. pembicaraannya selalu mengarah kepada kebaikan dan mengarah masa depan. isi mangkok pun habis. giliran air rasa jeruk yang gue serbu. sebelum pulang, gue mengajak dhyka maen ke rumah. dhyka mau, hanya saja setelah urusan dengan rekannya selesai. minuman pun telah habis, mengalir lewat tenggorokan. gue menuju ke tukang bakso, yang bertubuh besar dan sering dipanggil pak ndut itu, untuk membayar. akhir-akhir ini kulihat pak ndut sering ditemani seseorang yang hampir mirip dengan dia. seseorang tersebut sepertinya saudara kembar dengan pak ndut. miripppppppp sekali. tapi tak tau lah. setelah gue serahkan selembar sepuluhribuan ke pak ndut, gue pamit ke dhyka untuk pulang duluan dan berpesan nanti sore maen, ditunggu.

hampir keluar gerbang kampus, gue menatap wajah si ek. nama aslinya eko. ek adalah panggilan khusus gue buat die. gue mau temen-temen inget ma gue selamanya. jadi, menurut gue memberi panggilan khusus adalah cara yang nggak begitu susah untuk mencapai keinginan itu. si ek sedang dibonceng hape. hape adalah temen si ek, temen gue juga. anak kalimantan yang doyan menghitamkan kulit alias jalan-jalan. hape diambil dari inisial nama belakang dia. kami pun berhenti dan ngobrol sebentar di pinggir.

hide : "nggak jadi pulang? udah selesai kan ujian lu..".
si ek : "iya, udah selesai. tp masih ada business ama sigit".
hide : "ha? sigit emang dah balik?"
si ek : "itu dia. aku belum hubungi dia. hpnya nggak aktif."
hide : "trus, sekarang mau ke mana?"
si ek : "lab. mo internet-an."
hide : "ye...gratisan mlulu. emang buka?"
si ek : "buka kok."

tiba-tiba hape masuk ke dalam obrolan kami,
hape : "mau ke mana, hi?"
hide : "pulang. nah kamu mo ke mana?"

si ek pun menjawab,
si ek : "hape mo ngirim paket ni, hi. bareng aja. searah kan?"
hide : "oh, paket ke kalimantan ya. lewat apa?"
nahe : "lewat pos lambat. ini dah ditunggu-tunggu orang rumah. yang kilat aja."
hide : "oh, ya udah. abis itu maen ke tempatku ya."
nahe : "ya ya. entar maen ke tempatmu. entar aku hubungi."

nahe pun masuk ke halaman dekat laboratorium, mengantarkan si ek. kemudian nahe kembali dan menghampiri gue. gue langsung hidupin mesin motor. kami pun keluar kampus. ketika sampai di pertigaan jalan yang akan memisahkan arah kami, gue menyeru, "entar maen lho, ditunggu!". jawab nahe cepat, "ya". gue pun bunyiin klakson. dan nahe mengambil arah yang berlawanan dengan gue. Gue ke kanan sedang nahe ke kiri.

siang itu juga, berselang beberapa jam, nahe datang ke tempat gue, sendirian. begitu masuk rumah, "wah...bisa langsung tidur ni", katanya, sambil menduduki sofa panjang, yang memang sering dibuat tidur-tiduran. gue melihat tubuhnya memang sangat letih. kelihatan sekali kalo dia ngantuk berat, matanya merah, kayak udah mau tenggelam. gue nanya, "begadang ya semalam? ato keliling jogja lagi?". nahe segera menjawab, "iya ni, begadang. ama saudara-saudara di rumah. maen remi". nahe memang mempunyai kakek dan nenek yang masih hidup di jogja. di tempat kakek dan neneknya juga ada beberapa saudaranya. nahe masih dalam posisi duduk tegap, memaksakan dirinya yang sudah 3 watt. gue meninggalkan nahe sebentar untuk pergi ke dapur, bikin teh. lalu teh yang sudah jadi, gue bawa ke depan. "ini teh, diminum. manis nggak manis, harus dianggap manis!", gelitikku pada nahe. nahe menyahut, "wah, baik banget. udah, nggak usah repot-repot!". setelah ngobrol kurang lebih 2 jam, tiba-tiba pintu rumah diketok seseorang. nahe mengintip ke depan. "dhyka tu, hi.....", seru nahe. "oh ya. bukain pintu, na!", pinta gue ke nahe. spontan nahe bangkit berdiri dan meminta kunci ke gue. gue sengaja nyimpan kunci rumah, beberapa menit yang lalu. gue mengurung nahe di dalam rumah, karena nahe meminta pulang. gue nggak tega, mata sesayup itu dipaksa mengendarai motor. resikonya lebih gede dibanding anak SD yang mengendarai motor. "eits...nggak jadi. biar gue aja yang bukain pintu", cegahku. dhyka pun masuk meramaikan suasana. gue juga njelasin ke dhyka, bahwa gue lagi ngurung nahe. kami berdua pun sepakat untuk memaksa nahe tidur di rumah gue. "udah na, tidur aja di sini. entar juga dibangunin. matamu udah merah gitu, dipaksain pulang. tidur aja situ lho. hide udah nawarin kamar buat kamu. kalo malu, ya udah, tidur di sofa itu aja!", ajak dhyka panjang lebar. susah banget bujukkin anak kalimantan satu ini. entah karena malu ato memang ingin pulang untuk menyelesaikan suatu urusan penting. "ada urusan penting, na?", tanya gue. "iya. ayo donk bukain pintunya, mo balik ni.", jawab nahe. jawaban itu nggak bisa gue terima. secara gue udah nanyain hal yang sama ke dia sebelum dhyka datang tadi, dan nahe bilang nggak ada acara untuk sore ini. gue tetap memaksa nahe untuk istirahat. karena terlalu susah dan sangat amat susah untuk membujuk seorang nahe, akhirnya gue cariin makanan. gue kembali ke rumah dan menyuguhkan siomay plus teh kotak. akhirnya suasana normal kembali. entah, gue nggak tau pasti, apakah nahe menikmati siomay itu ato dia makan setengah sadar. tapi dia sempat berkomentar, "enak...enak ni siomay". kalimat itu membuat gue lega. akhirnya, ngantuk beratnya terobati. menjelang maghrib, nahe pulang dan langsung gue ijinin. secara dia udah melek lagi. di rumah tinggal ada gue dan dhyka doank sekarang. gue bersih-bersih badan. kemudian sholat. siap-siap. gue nyiapin tas yang bakal gue bawa buat pulkam alias pulang kampung. gue cuma masukkin beberapa helai kaos doank, ditambah trousher and underwear. tak ketinggalan, persiapan selama di kereta, gue bawa roti basah dan aqua botol kecil sebiji. selama ini, jika gue bepergian dengan kereta api dalam jarak jauh, gue selalu membawa dua senjata ampuh ini. setelah siap semua, gue memenuhi janji gue ama dhyka, yaitu maen ke tempat dia dulu sebelum berangkat ke stasiun. pintu-pintu kamar dan juga pintu rumah pun gue kunci. pagar gue gembok. listrik dan air gue matiin.

gue dah nyampe di rumah dhyka. di dalam sudah ada bokapnya, yang sepertinya baru pulang olahraga. mungkin tenis. Gue berjabat tangan dengan bokapnya dhyka, memperkenalkan diri. sekitar jam delapan, setelah selesai menjalankan sholat isya', gue ama dhyka keluar. gue juga janjian mau ngajak dia ngenet. selama on the way, gue nanyain ke dhyka, "dinner dulu nggak ni? ato langsung ke warnet?". "oiya. makan dulu aja apa ya?", dhyka malah balik bertanya. ya sudah. akhirnya kami menuju ke suatu tempat, tempat makan, yang sudah menjadi langganan kami jika akan makan bareng. tempat makan itu tidak jauh dari jalan besar, jl laksda adi sucipto. perut sudah terasa cukup kenyang, tapi waktu tak terasa telah menunjukkan jam sembilan lebih sepuluh menit. mau nggak mau, kami harus segera ke stasiun agar tidak ketinggalan kereta api yang hendak gue tumpangi. sampe di stasiun, ternyata masih ada kelonggaran waktu beberapa menit sebelum kereta api yang dijadwalkan tiba di tugu. Tugu adalah nama stasiun besar di jogja, di mana gue dan dhyka sekarang berada. dhyka kembali bercerita setelah kami mendapatkan tempat duduk di ruang tunggu. kini dia bercerita tentang masa kecilnya. cerita yang begitu panjang dan enak didengar, hingga gue ikut merasakan. kereta api dari surabaya pun tiba. itu lah kereta api yang hendak gue tumpangi untuk berlibur di jakarta. Gue naik ke dalam gerbong kereta api jurusan Surabaya – Jakarta itu setelah berpesan pada dhyka, "entar tengah malam, hp diaktifin! gue mo cerita". gue menyuruh tengah malam, karena dapet free talk. tapi hasilnya, gue nggak terhubung dengan dhyka. handphonenya nggak aktif.


rabu,16 agt 06

baru dua hari di jakarta, gue merasakan ketidaknyamanan. gue harus meninggalkan rumah malam ini juga. gue bertanya-tanya, mana bukti bahwa rumahku, istanaku?!?!?!?!?!! gue nggak dapetin itu di rumah gue.


 

Hak cipta © HIDAYATULLAH 2006 - All rights reserved | WEB DAY | FRIENDSTER DAY | FOTO DAY